Kamis, 21 Maret 2013

Model dan Bentuk Kurikulum



Model Konsep Kurikulum

Macam-macam Model Konsep Kurikulum. Secara umum pengertian kurikulum adalah alat yang yang berisikan tujuan, isi, proses dan hasil, yang dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan jika bagimanapun bentuk kurikulumnya haruslah sesuai dengan tujuan awal pendidikannya. Namun bagaimanapun juga bentuk kurikulumnya maka tidak akan banyak berguna jika digunakan pada zaman yang salah.
Mengapa diakatakan zaman yang salah, hal ini berkaitan dengan kehidupan manusia yang kian lama kian maju dan semakin canggih. Oleh karenanya akan tidak relevan menggunakan kurikulum tradisional ditengah zaman modern seperti sekarang ini. Tak berarti juga kurikulum harus berpatok pada tekhnologi mengingat masih banyak daerah-daerah yang perkembangan tekhnologinya masih tertinggal. Dengan kata lain penggunaannya masih harus disesuaikan dengan lingkungan sekitar peserta didik dan tempat pelaksanaan proses belajar mengajar. Namun harus tetap mampu menyiapkan peserta didik yang berguna dimasa yang akan datang.
Model konsep kurikulum yang sangat erat dengan aliran pendidikan ini telah banyak dikembangkan oleh para ahli. Diantaranya ada 4 model konsep kurikulum yang sering dipelajari dan sering digunakan. Empat model konsep kurikulum itu adalah kurikulum subjek akademis, kurikulum humanistik, kurikulum rekonstruksi sosial, dan kurikulum teknologis.

Berikut sedikit penjelasan singkat tentang 4 model konsep kurikulum di atas:
1.      Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis ini merupakan kurikulum yang mengutamakan isi (subject matter). Kurikulum ini berisikan kumpulan bahan ajar dan rencana pembelajaran. Target utama dari kurikulum ini adalah penguasaan materi yang sebanyak-banyaknya.
lihat penjelasan lebih lanjut tentang kurikulum ini di =>> Kurikulum subjek akademis (cooming soon)
2.      Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik merupakan kurikulum yang mengutamakan proses belajar mengajar. Kurikulum dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik. Peran guru sangat besar dalam memberikan suasana belajar yang nyaman kepada peserta didiknya. Target utama dari kurikulum ini adalah mengembangkan peserta didik menjadi pribadi yang mandiri.
lihat penjelasan lebih lanjut tentang kurikulum ini di =>> Kurikulum Humanistik (cooming soon)
3.      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial merupakan kurikulum yang bertujuan mempersiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan dalam dunia kerja. Kurikulum ini menuntut sekolah untuk dapat mengembangkan kehidupan sosial siswa dan bagaimana siswa dapat bergabung atau berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. lihat penjelasan lebih lanjut tentang kurikulum ini di =>> Kurikulum rekonstruksi sosial (cooming soon)
4.      Kurikulum Tekhnologis
Kurikulum tekhnologis ini merupakan kurikulum yang menggabungkan antara ilmu pengetahuan dengan tekhnologi (dalam artian positif). Dengan maksud agar proses pembelajaran disekolah dapat lebih efektif dan efisien dengan dukungan tekhnologi.
lihat penjelasan lebih lanjut tentang kurikulum ini di =>> Kurikulum Tekhnologis (cooming soon).

MACAM-MACAM MODEL KURIKULUM DAN KONSEP PENGEMBANGAN KURIKULUM


A.    Macam-Macam Model Kurikulum
Ada  4 aliran atau teori pendidikan yang  memiliki model konsep kurikulum dan praktek pendidikan yang berbeda. Ke 4 aliran ini memiliki karekteristik  yang berbeda-beda, antara lain:
1.      Kurikulum subyek akademis
Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik , yang berorientasi pada masa lalu, isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli , masing – masing telah mengembangkan ilmu secara sistematis , logis , dan solid.
Model kurikulum ini adalah model yang tertua sejak sekolah yang pertama berdiri, sampai sekarang walaupun telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak biasa melepaskan tipe ini. Mengapa demikian? Kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, dan mudah digabungkan dengan tipe lain.
Para pengembang kurikulum tidak perlu susah menyusun dan mengembangkan bahan sendiri. Mereka tinggal memilih materi ilmu yang telah dikembangkan para ahli disiplin ilmu, kemudian mengorganisasinya secara sistematis, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Karena kurikulum ini mengutamakan pengetahuan, maka pengetahuan lebih bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran hampir sama dengan disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, matematika, sejara, dan sebagainya.
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subyek akademis :
a)      Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan , murid – murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta – fakta dan buka sekedar mengingat – ingatnya.
b)      Studi yang bersifat integratif ini merupakan respon terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model – model pengetahuan yang lebih komprehensif – terpadu.
c)      Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar berdasar mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah matematis. Pelajaran yang lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan.

Ciri – ciri Kurikulum Subyek Akademis :
1.      Berkenaan dengan tujuan , metode , organisasi isi dan evaluasi
2.      Metode yang digunakan , ekpositori dan enquiri
3.      Organisasi isi antara lain:
a.       Correlated curriculum
b.      Unified atau Concentrated curriculum
c.       Integrated curriculum
d.      Problem Solving curriculum
4.      Evaluasi bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.

2.      Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang.
Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menentukan segi intelektual dengan peran utama dipegang oleh guru. Pendidikan humanistik menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan suasana yang permisif, rilek, dan akrab. Berkat situasi tersebut anak dapat mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa, bagaimana merasakan dan bersikap terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari linkungan. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistic yaitu pendidikan: konfluen, kritikilisme radikal, dan minikisme modern.
Terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik , antara lain :
a.       Konfluen , menekankan keutuhan pribadi. Individu merespon secara utuh ( pikiran , perasaan , tindakan ) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kurikulum Konfluen , menyatukan segi – segi afektif dengan segi – segi kognitif.
b.      Kritikisme Radikal , bersumber dari aliran Naturalisme / Romantisme Rousseau
c.       Mistikisme Modern , menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti melalui sensitivity traning , yoga , dsb.

Beberapa ciri kurikulum konfluen :
a.       Partisipasi
b.      Integrasi
c.       Relevansi
d.      Pribadi Anak
e.       Tujuan
Karakteristik Kurikulum Humanistik :
a.       Berkenaan dengan tujuan , metode , organisasi isi dan evaluasi
b.      Menuntut hubungan yang emosional yang baik antara guru dan murid
c.       Menekankan integrasi
d.      Evaluasi , lebih mengutamakan proses daripada hasil.

3.      Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan yang lainnya. Kurikilum ini lebih memusatkan pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama interaksi tidak hanya terjadi pada siswa maupun dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswi, antara siswa dengan lingkungan sekitarnya, dan dengan sumber belajar lainnya. Melalui kerjasama ini diharapkan siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sejak 1920-an. Hrold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial.
Di bawah ini ada beberapa desain kurikulum  rekonstruksi sosial yaitu, antara lain:
a.       Asumsi , menghadapkan siswa pada tantangan, ancaman , hambatan , gangguan yang dihadapi manusia. Tantangan tersebut  perlu didekati dari bidang – bidang seperti ekonomi , sosiologi , psikologi , dll. Hal ini dapat dikaji dalam kurikulum.
b.      Masalah – masalah sosial yang mendesk.
c.       Pola – pola organisasi. Pada tingkat sekolah menengah , pola oragnisasi disusun seperti sebuah roda , ditengah sebagai poros masalah yang menjadi tema utama , di bahas secara pleno.
Komponen – komponen kurikulum , yaitu:
1.      Tujuan dan isi kurikulum
2.      Metode
3.      Evaluasi

Sedangkan “pelaksanaan pengajaran rekonstruksi sosial”, yaitu  “rekonstruksi sosial” banyak dilaksanakan didaerah yang belum maju dan tingkat ekonominya masih rendah. Pengajaran diarahkan untuk meningkatkan kondidi kehidupan mereka sesuai potensi yang ada dalam masyarakat , biaya dari pemerintah.

4.      Teknologi dan Kurikulum
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dibidang pendidikan berkembang juga teknologi pendidikan. Aliran ini ada persamaannya dengan pendidikan klasik, yaitu menekankan isi kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan ilmu tersebut tetapi pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang lebih besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit dan ahirnya menjadi prilaku-prilaku yang dapat diamati atau diukur.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum ada dalam dua bentuk, yaitu perangkat lunak(software) dan perangkat keras(hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dikenal dengan teknologi alat(tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak dikenal dengan teknologi sistem(system tecnoligy).
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan , khusunya kurikulum dalam 2 bentuk yaitu :
1.      Perangkat lunak , disebut teknologi sistem
Pada bentuk ini pengajaran tidak membutuhkan alat dan media yang canggih , tetapi bahan ajar dan proses pembelajaran disusun secara sistem , alat dan media disesuaikan tetapi tidak terlalu dipentingkan
2.      Perangkat keras , disebut teknologi alat
Pengajaran disusun secara sistem , dan ditunjang dengan alat dan media pembelajaran. Alat dan media belum terintegrasi dengan progam pembelajaran , bersifat “ on – off
Bentuk lain yang ditawarkan selain 2 poin diatas adalah progam pengajaran telah disusun secara terpadu antara bahan dan kegiatan pembelajaran dengan alat dan media , misal dalam bentuk kaset audio , video atau film , atau diprogamkan dalam komputer.
Ada beberapa ciri kurikulum teknologi :
1.      Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam perilaku.
2.      Metode , langkah – langkahnya sbb :
a.       Penegasan tujuan
b.      Pelaksanaan pengajaran
c.       Pengetahuan tentang hasil
d.      Organisasi bahan ajar
e.       Evaluasi.

B.     Konsep Pengembangan kurikulum
Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan aplikatif. Situasi masyarakat sekarang dan yang akan datang dapat diantisipasi diantaranya perubahan dari masyarakat agraris ke industri; pengembangan IPTEKS; pengangguran intelek dan terbatasnya lapangan kerja, masyarakat yang komplek tetapi bersifat individualitis, pengaruh globalisasidan adanya revolusi arus informasi dan sebagainya.
Pada era pembangunan seperti sekarang ini, pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan link and match antara out put dengan lapangan kerja yang diperlukan. Untuk mencapai harapan terlaksananya tidak mudah. Kita harus mengetahui gap antara das Sein dan das Sollen, antara kenyataan dengan harapan, antara saya dapat dengan saya ingin. Kita ingin biasanya bersifat sangat ideal dan sulit dicapai. Untuk dapat pencapaian harapan yang mampu dicapai itupun perlu adanya berbagai faktor yang mendukng dan program yang aplikabel.
Sejatinya, kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi pembelajaran. Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah program terencana dan menyeluruh, yang menggambarkan kualitas pendidikan sebuah bangsa. Dengan sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan bangsa tersebut.
Dalam hal ini terdapat 3 poin yang menjelaskan konsep pengembangan kurikulum, yaitu:
1.      Obyek yang dikembangkan, antara lain:
§  Berbagai program pendidikan yang berisi kegiatan pendidikan dan pengajaran;
§  Yang dirancangkan, direncanakan, dan diprogramkan secara sistematik;
§  Lembaga pendidikan merencanakan berdasar kriteria-kriteria: Pancasila; UUD 1945; GBHN; Peraturan Pemerintah; Kepmen; norma-norma yang berlaku;kebutuhan peserta didik; pengembangan IPTEKS dan sebagainya;
Sedang pihak sekolah dapat mengembangkan komponen pokok yang berupa struktur program yang berisi:
a.       Jenis-jenis mata pelajaran dan pengelompokkannya;
b.      Alokasi waktu setiap program;
c.       Susunan mata pelajaran, termasuk di dalamnya mata pelajaran wajib lulus dan wajib tempuh.
Pihak jurusan dapat mengembangkan mengenai silabus yang berisi:
a.       Jumlah mata kuliah persemester dan jumlah SKS persemester.
b.      Tujuan mata kuliah
c.       Sumber bahan, luas bahan serta urutan-urutan bahan;
d.      Sistem penyampaian;
e.       Media
f.       Pedoman evaluasi hasil belajar
2.      Subyek yang mengembangkan.
Yang mengembangkan kurikulum adalah orang-orang yang terkait dengan masalah kurikulum, yaitu:
§  Pihak produsen: Berbagai ahli yang sesuai yang ada pada lembaga pendidikan. Misalnya beberapa nara sumber yang ada di Dinas Depdiknas, Dinas P dan K, Dikti, Dikdasmen Puskur, guru-guru yang ahli dalam bidangnya dan sebagainya.
§  Pihak konsumen: Dapat diambil dari nara sumber yang berada pada berbagai perusahaan, perindustrian, bank, BUMN, Dinas yang terkait dan sebagainya.
§  Pihak lain yang relevan: Pedagang, Psikolog, Filosof, Sosiolog, Metolog, Teknologi pendidikan, ahli bidang studi yang ada pada kurikulum yang sedang disusun.
§  Pihak Guru: Beberapa guru senior yang memenuhi syarat.

3.      Pendekatan pengembangan
Pada dasarnya ada tiga pendekatan dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Pendekatan Berdasarkan Materi
Perencanaan dan Pengembangan kurikulum berdasarkan materi, inilah yang mula-mula dilaksanakan. Inti dari proses belajar mengajar ditentukan oleh pemilihan materi. Pembahasn mengenai pembaharuan kurikulum terutama hanya membahas bagaimana sumber bahan dapat berkembang. Rogers mengungkapakan perencanaan dan pengembangan kurikulum yang berdasarkan materi yang akhirnya menuju ke tujuan pendidikan.
b. Pendekatan Berdasarkan Tujuan
Seperti tertera pada hirarki Tujuan Pendidikan di Indonesia terdiri atas Tujuan Nasional --- Tujuan Pendidikan Nasional. Tujuan Institusional --- Tujuan Kurikuler. Tujuan Intruksional, yang terbagi lagi menjadi Tujuan Instruksional Umum dan Tujuan Instruksional Khusus. Masing-masing tujuan yang ada dibawahnya terkait secara langsung dengan tujuan yang ada di atasnya.
Penyusunan kurikulum dengan pendekatan berdasarkan tujuan, artinya bahwa tujuan pendidikan dicatumkan terlebih dahulu. Tujuan pendidikan di Indonesia tertera pada GBHN. Dari tujuan inilah dijabarkan menjadi tujuan-tujaun yang lebih terinci, yang akhirnya ke tujuan yang bersifat operasional. Dari tujuan yang bersifat operasional yang biasanya berupa TIK inilah dicari topik-topik pembahasan yang lengkap, yang nantinya akan menjadi GBPP. Akhirnya tersusunlah kruikulum dengan silabus (GBPP) yang terurai. Langkah berikutnya dari TIU ke TIK kemudian dijabarkan pada SAP.
c. Pendekatan Berdasarkan Kemampuan
Sebetulnya penyusunan kurikulum berdasarkan kemampuan pada dasarnya sama dengan penyusunan kurikulum berdasarkan tujuan. Hanya kalau kurikulum berdasarkan kemampuan itu tujuannya lebih oprasional dari kurikulum yang berdasarkan tujuan. Pertanyaannya memang praktis, mislnya mahasiswa selesai kuliah akan mempunyai kemampuan apa? Atau dengan kata lain apakah semua kegiatan proses belajar mengajar menuju kemampuan yang diharapkan oleh lulusan lembaga tersebut. Oleh karena itu dapat bi ibaratkan bahwa kemampuan yang akan dicapai itu merupakan tujuan institusional, sedangkan tujuan kurikulum yaitu berupa berbagai sub kemampuan yang masing-masing berorientasi pada profesi.



Bentuk-Bentuk Kurikulum
1.    Subject Matter/Subject Centered Curriculum
      Yaitu kurikulum yang terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-pisah. Materi yang di pelajari oleh siswa telah disusun secara logis oleh para ahli bidang studi.
Keuntungan:
a.       Mata pelajaran terdiri atas pengetahuan yang telah disusun secara logis dan sitematis.
b.      Mata pelajaran dianggap sebagai alat yang sesuai untuk mengembangkan intelektual seseorang.
c.       Sejalan dengan konsep-konsep yang telah ditata sesuai dengan proses pendidikan
d.      Sebagai pewarisan pengetahuan yang telah berabad-abad dikembangkan sehingga kita menghargai pendahulu kita.
e.       Penyusunannya mudah dilakukan
Kelemahan:
a.       Belum tentu sesuai dengan latar belakang anak, sehingga anak-anak sering menghafal tanpa pengertian.
b.      Terlalu mementingkan perkembangan intelektual, mengabaikan perkembangan sosial, emosional dan pendidikan watak.
c.       Karena mata pelajaran terpisah-pisah, kurang memberikan bekal pemecahan masalah kehidupan secara integratif.
d.      Kurang memperhatikan fungsionalnya dalam kehidupan, sehingga anak-anak kurang terlatih untuk menghadapi masalah kehidupan yang sebenarnya.

2.    Broad Field/Fused/Correlated Curriculum

            Yaitu kurikulum yang disusun dengan mengkorelasiakn atau menggabungkan sejumlah mata pelajaran sejenis. Contohnya: IPS, IPA, Matematika, bahasa Indonesia, dan Kesenian.
Keuntungan:
a.       Dimungkinkan adanya pemberian pengertian yang lebih kaya dengan adanya kaitan antar matapelajaran.
b.      Lebih menarik bagi anak.
c.       Anak mulai dapat memanfaatkan kesatuan matapelajaran untuk meninjau berbagai persoalan hidup.
Kelemahan:
a.       Kurang memberikan disiplin tinjauan spesialisasi matapelajaran.
b.      Kurang memberikan pengetahuan mendalam pada masing-masing matapelajaran.
c.       Sering terlampau abstrak, karena hanya memberikan prinsip-prinsip dasar dan tema-tema tertentu.

3.    Integrated Curriculum

Yaitu kurikulum yang diorganisasikan dalam bentuk unit-unit tanpa harus ada matapelajaranatau bidang studi. Pembelajaran dilaksanakan dengan “unit teaching” dan materinya menggunakan “unit lesson”. Pelajaran disusun guru dan murid, mengnadung suatu masalah yang luas, menggunakan metode “problem solving”, sesuai dengan minat dan perkembangan anak.
Keuntungan:
a.       Didasarkan atas pengalaman dan minat anak.
b.      Menggunakan beragam kegiatan untuk memecahkan masalah
c.       Guru dan murid bersama-sama merencanakan.
d.      Integrasi semua matapelajaran
e.       Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
f.       Pelajaran sesuai dengan kehidupan anak
g.      Memperhatikan perbedaan individual anak
h.      Mengembangkan ketrampilan-ketraampilan fungsional
i.        Menggunakan lingkungan sebagai sumber pelajaran
j.        Banyak memberikan ketrampilan sosial
k.      Menggunakan psikologi Gestalt dalam pembelajaran.
Kelemahan:
a.       Kurang mempersiapkan anak mengikuti ujian tradisional selama ini
b.      Memerlukan fasilitas pembelajaran yang belum dimiliki oleh sekolah
c.       Tidak memberikan pengetahuan yang logis dan sistematis
d.      Memberatkan tugas guru
e.       Lebih mengutamakan proses daripada materi
f.       Manajemen pembelajarannya sangat sulit.

4.    Core Curriculum
            Yang kurikulum inti ysng diberikan kepada semua murid untuk mencapai keseluruhan program kurikulum secara utuh. Contoh di Indonesioa adalah: Agama dan PPKN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar