A.
Pengertian
Pluralisme
Secara
sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya
keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya. Bukan hanya menoleransi
adanya keragaman pemahaman tersebut, tetapi bahkan mengakui kebenaran
masing-masing pemahaman, setidaknya menurut logika para pengikutnya.
B.
Sejarah
Pluralisme
Wacana pluralisme
lahir dari rahim paham"liberalisme". Maka tidaklah aneh jika kemudian
gagasan pluralisme agama itu sendiri muncul dan hadir dalam kemasan
"pluralisme politik "politicalliberalism". Namun kondisi
pluralistik semacam ini masih senantiasa terbatas dalam masyarakat Kristen
Eropa untuk sekian lama, baru kemudian pada abad ke -20 berkembang hingga
mencakup komunitas-komunitas lain di dunia. Dengan demikian disimpulkan bahwa gagasan
pluralisme agama sebenarnya merupakan upaya peletakan landasan teoritis dalam
teologi Kristen untuk berinteraksi secara toleran dengan agama lain. Pada
dataran ini, gagasan plualisme agama bisa dilihat sebagai salah satu elemen
gerakan reformasi pemikiran atau liberalisasi agama yang dilancarkan oleh
Gereja Kristen pada abad kesembilan belas, dalam gerakan yang kemudiandikenal
dengan "Liberal Protestantism" yang dipelopori
FriedrichSchleiremacher. Paham pluralisme merupakan bagian dari ajaran pokok
Islam Liberal.
C.
Latar Belakang
Lahirnya Pluralisme
Paham
ini muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim kebenaran oleh masing-masing
kelompok terhadap pemikirannya sendiri. Persoalan klaim kebenaran inilah yang
dianggap sebagai pemicu lahirnya radikalisasi agama, perang dan penindasan atas
nama agama. Konflik horisantal antar pemeluk agama hanya akan selesai jika
masing-masing agama tidak menganggap bahwa ajaran agama meraka yang paling
benar. Itulah tujuan akhir dari gerakan pluralisme ; untuk menghilangkan
keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang dianut, sedangkan yang lain
salah.
D.
Ajaran Pluralisme
1. Kesetaraan
atau persamaan (equality). Ajaran
pluralisme agama mengajarkan semua agama sama dan setara, tak ada yang paling
baik dan tak ada yang paling buruk.
2. Liberalisme atau
kebebasan. Ajaran pluralisme agama mengajarkan hak kebebasan beragama, dalam
arti keluar-masuk agama. Hari ini seseorang boleh menjadi Muslim, esok menjadi
Kristen, esok lusa menjadi Hindu, dan seterusnya.
3. Relativisme.
Sebetulnya ini adalah implikasi dari kedua watak yang sebelumnya. Ajaran
pluralisme agama mengajarkan kebenaran agama relative.
4. Reduksionisme. Untuk
sampai kepada kesetaraan atau persamaan, ajaran pluralisme agama telah
meredusir jati-diri atau identiti agama-agama menjadi entiti yang lebih sempit
dan kecil, yakni sebagi urusan peribadi (private affairs). Dengan kata lain
pluralism agama itu berwatak sekular.
5. Eksklusivisme. Ramai
orang yang gagal mengidentifikasi dan memahami watak atau ciri yang satu ini.
Hal ini disebabkan selama ini ajaran pluralisme agama ini diwar-warkan sebagai
anti-eksklusivisme.
E.
Tujuan
pluralisme
Untuk menghilangkan
fanatisme dan jiwa beragama. Sewaktu kecemburuan dan rasa tanggungjawab
keberagamaan -yang menjadi penghalang munculnya pemikiran-pemikiran menyimpang-
telah sirna, sedang jiwa toleransi dan penyederhanaan masalah (tasahul)
terus terpupuk hingga tumbuh dengan subur dan menjadi kokoh pada setiap
jiwa manusia sehingga seakan sudah tidak ada lagi perbedaan antar
keyakinan, sakralitas maupun norma-norma pada setiap pribadi muda-mudi dan
person-person masyarakat. Hal itu berarti bahwa musuh-musuh Islam telah
berhasil dalam mencapai tujuannya. Karena pengaruh dan serangan norma-norma
materialis dan barat telah berhasil membuka jalan-jalan yang ada sehingga
kemungkinan berkuasanya kembali kekufuran menjadi semakin besar.
by: Taofiq Muctharjo
http://saidaneffendi-darussalam.blogspot.com/2011/08/mencermati-doktrin-dan-ciri-ciri.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar