Selasa, 10 April 2012

PLURALISME


A.     Pengertian Pluralisme
Secara sederhana pluralisme dapat diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya keragaman pemikiran, peradaban, agama, dan budaya. Bukan hanya menoleransi adanya keragaman pemahaman tersebut, tetapi bahkan mengakui kebenaran masing-masing pemahaman, setidaknya menurut logika para pengikutnya.
B.     Sejarah Pluralisme
Wacana pluralisme lahir dari rahim paham"liberalisme". Maka tidaklah aneh jika kemudian gagasan pluralisme agama itu sendiri muncul dan hadir dalam kemasan "pluralisme politik "politicalliberalism". Namun kondisi pluralistik semacam ini masih senantiasa terbatas dalam masyarakat Kristen Eropa untuk sekian lama, baru kemudian pada abad ke -20 berkembang hingga mencakup komunitas-komunitas lain di dunia. Dengan demikian disimpulkan bahwa gagasan pluralisme agama sebenarnya merupakan upaya peletakan landasan teoritis dalam teologi Kristen untuk berinteraksi secara toleran dengan agama lain. Pada dataran ini, gagasan plualisme agama bisa dilihat sebagai salah satu elemen gerakan reformasi pemikiran atau liberalisasi agama yang dilancarkan oleh Gereja Kristen pada abad kesembilan belas, dalam gerakan yang kemudiandikenal dengan "Liberal Protestantism" yang dipelopori FriedrichSchleiremacher. Paham pluralisme merupakan bagian dari ajaran pokok Islam Liberal.
C.     Latar Belakang Lahirnya Pluralisme
Paham ini muncul akibat reaksi dari tumbuhnya klaim kebenaran oleh masing-masing kelompok terhadap pemikirannya sendiri. Persoalan klaim kebenaran inilah yang dianggap sebagai pemicu lahirnya radikalisasi agama, perang dan penindasan atas nama agama. Konflik horisantal antar pemeluk agama hanya akan selesai jika masing-masing agama tidak menganggap bahwa ajaran agama meraka yang paling benar. Itulah tujuan akhir dari gerakan pluralisme ; untuk menghilangkan keyakinan akan klaim kebenaran agama dan paham yang dianut, sedangkan yang lain salah.
D.     Ajaran Pluralisme
1.      Kesetaraan atau persamaan (equality). Ajaran pluralisme agama mengajarkan semua agama sama dan setara, tak ada yang paling baik dan tak ada yang paling buruk.
2.      Liberalisme atau kebebasan. Ajaran pluralisme agama mengajarkan hak kebebasan beragama, dalam arti keluar-masuk agama. Hari ini seseorang boleh menjadi Muslim, esok menjadi Kristen, esok lusa menjadi Hindu, dan seterusnya.
3.      Relativisme. Sebetulnya ini adalah implikasi dari kedua watak yang sebelumnya. Ajaran pluralisme agama mengajarkan kebenaran agama relative.
4.      Reduksionisme. Untuk sampai kepada kesetaraan atau persamaan, ajaran pluralisme agama telah meredusir jati-diri atau identiti agama-agama menjadi entiti yang lebih sempit dan kecil, yakni sebagi urusan peribadi (private affairs). Dengan kata lain pluralism agama itu berwatak sekular.
5.      Eksklusivisme. Ramai orang yang gagal mengidentifikasi dan memahami watak atau ciri yang satu ini. Hal ini disebabkan selama ini ajaran pluralisme agama ini diwar-warkan sebagai anti-eksklusivisme.
E.     Tujuan pluralisme
Untuk menghilangkan fanatisme dan jiwa beragama. Sewaktu kecemburuan dan rasa tanggungjawab keberagamaan -yang menjadi penghalang munculnya pemikiran-pemikiran menyimpang- telah sirna, sedang jiwa toleransi dan penyederhanaan masalah (tasahul) terus terpupuk hingga tumbuh dengan subur dan menjadi kokoh pada setiap jiwa  manusia sehingga seakan sudah tidak ada lagi perbedaan antar keyakinan, sakralitas maupun norma-norma pada setiap pribadi muda-mudi dan person-person masyarakat. Hal itu berarti bahwa musuh-musuh Islam telah berhasil dalam mencapai tujuannya. Karena pengaruh dan serangan norma-norma materialis dan barat telah berhasil membuka jalan-jalan yang ada sehingga kemungkinan berkuasanya kembali kekufuran menjadi semakin besar.


by: Taofiq Muctharjo
http://saidaneffendi-darussalam.blogspot.com/2011/08/mencermati-doktrin-dan-ciri-ciri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar